TIMES PALEMBANG, PALEMBANG – Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) secara resmi menaikkan status kesiapsiagaan menjadi siaga bencana banjir dan tanah longsor. Keputusan ini diambil seiring dengan peningkatan intensitas hujan di sebagian besar wilayah serta sejumlah kejadian bencana yang telah melanda provinsi tersebut.

Kepala Bidang Penanganan Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Sumsel, Sudirman, menyampaikan bahwa penetapan status siaga ini bertujuan memperkuat kesiapan pemerintah daerah. "Provinsi Sumsel sudah menetapkan status siaga setelah Pak Gubernur menandatangani SK-nya kemarin," ungkapnya di Palembang, Jumat (12/12/2025).

Langkah ini diambil setelah rapat koordinasi lintas instansi yang menyoroti potensi curah hujan tinggi dalam beberapa pekan ke depan. Kondisi ini dinilai berisiko memicu bencana hidrometeorologi, terutama di kawasan perbukitan.

Instruksi ke Seluruh Daerah dan Langkah Antisipasi

Pemprov Sumsel telah menginstruksikan seluruh pemerintah kabupaten dan kota untuk segera meningkatkan kewaspadaan. Perintah tersebut mencakup pengaktifan posko siaga bencana serta pengecekan kesiapan peralatan darurat seperti perahu karet, logistik, dan tim evakuasi.

"Status siaga ini merupakan langkah antisipatif agar penanganan bencana dapat dilakukan lebih cepat, terkoordinasi, dan efektif, demi meminimalisasi dampak bagi masyarakat," tegas Sudirman. Wilayah-wilayah yang berulang kali terdampak banjir menjadi prioritas perhatian.

Puncak Musim Hujan dan Kejadian Terkini

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumsel sebelumnya telah memprediksi bahwa puncak musim hujan akan berlangsung pada Desember 2025 hingga Januari 2026. Potensi hujan dengan intensitas tinggi juga masih diperkirakan terjadi pada periode Maret-April 2026.

Sejumlah kejadian telah mengawali musim penghujan ini. Banjir bandang dilaporkan terjadi di Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan. Sementara itu, banjir juga melanda wilayah Banyuasin, Prabumulih, dan daerah lainnya. Di Kota Prabumulih, salah satu jembatan di wilayah Muara Dua bahkan ambruk akibat derasnya aliran sungai yang dipicu hujan lebat. (*)